Berjalan menuju masjid dengan niat shalat berjamaah termasuk salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan ditinggikannya derajat.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu
anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: Maukah aku
tunjukkan kepada kalian tentang perkara yang akan menghapuskan
kesalahan-kesalahan dan juga mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat
menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,”Menyempurnakan
wudhu’ pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid,
dan menunggu shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-ribath
(berjuang di jalan Allah).” (HR. Muslim).
Ar-ribath pada asalnya sebagaimana dikatakan oleh al Imam Ibnul Atsir adalah berdiri untuk
berjihad untuk memerangi musuh, mengikat kuda dan menyiapkannya. Nabi
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menyerupakan dengannya apa yang telah
disebutkan berupa amal-amal shalih dan peribadahan dengannya.
Penyerupaan ini juga menegaskan besarnya kedudukan tiga amalan yang
tersebut didalam hadits, di antaranya banyak melangkah ke masjid.
Keutaman ini juga berlaku untuk seseorang yang melangkah keluar dari
masjid, Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Amr
radhiallahu anhuma, ia mengatakan,”Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam bersabda:
“Barangsiapa yang pergi menuju masjid untuk
shalat berjama’ah, maka satu langkah akan menghapuskan satu kesalahan
dan satu langkah lainnya akan ditulis sebagai satu kebajikan untuknya,
baik ketika pergi maupun pulangnya.” (HR. Ahmad, hadits ini shahih).
1. Pahala orang yang keluar dalam keadaan suci (telah berwudhu) untuk
melaksanakan shalat berjama’ah seperti pahala orang yang melaksanakan
haji dan umrah.
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan , dari
sahabat Abu Umamah radhiallahu anhu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari
rumahnya menuju masjid dalam keadaan bersuci (telah berwudhu’) untuk
melaksanakan shalat fardhu (berjama’ah), maka pahalanya seperti pahala
orang yang melaksanakan haji dan ihram.” (Hadits ini dihasankan oleh
Syaikh al Albani).
Zainul ‘Arab mengatakan dalam menjelaskan
sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Seperti pahala orang yang
melaksanakan haji dan ihram,” “Yakni, pahalanya sempurna.” (‘Aunul
Ma’buud II/357)
Allaahu Akbar, demikian besarnya pahala orang yang baru keluar dari rumah untuk menunaikan shalat berjama’ah.
Allaahu Akbar, demikian besarnya pahala orang yang baru keluar dari rumah untuk menunaikan shalat berjama’ah.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjelaskan bahwa orang yang keluar
menuju shalat berjama’ah berada dalam jaminan Allah Ta’ala.
Imam
bu Dawud rahimahullah meriwayatkan dari Abu Umamah radhiallahu anhu,
dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Ada tiga
golongan yang semuanya dijamin oleh Allah Ta’ala, yaitu orang yang
keluar untuk berperang di jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga
Dia mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam Surga atau
mengembalikannya dengan membawa pahala dan ghanimah, kemudian orang yang
pergi ke masjid, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya
lalau memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa
pahala, dan orang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam, maka ia
dijamin oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, di shahihkan oleh syaikh al Albani)
3. Orang yang keluar untuk melaksanakan shalat berjama’ah berada dalam shalat hingga kembali ke rumah.
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah
radhiallahu anhu, ia mengatakan,”Abul Qasim Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
bersabda: “Jika salah seorang dari kalian berwudhu’ di rumahnya,
kemudian datang ke masjid, maka ia berada dalam shalat hingga ia
kembali. Oleh karenanya, jangan mengatakan demikian-seraya menjaringkann
diantara jari-jemarinya-.” (HR. Ibnu Khuzaimah, di shahihkan oleh
Syaikh al Albani)
4. Kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan
di kegelapan (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) dengan memperoleh
cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.
Imam Ibnu Majah
meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad as Sa’di radhiallahu anhu, ia
mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Hendaklah orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid
bergembira dengan (mendapatkan) cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.”
(HR.Ibnu Majah, syaikh al Albani menilainya shahih). Ath Thayyibi
rahimahullah mengatakan,” Tentang disifatinya cahaya dengan kesempurnaan
dan pembatasannya dengan (terjadinya di) hari Kiamat, mengisyaratkan
kepada wajah kaum mukminin pada hari Kiamat, sebagaimana dalam firman
Allah:
“Sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelah
kanan mereka, sambil mereka mengatakan,’Ya Rabb kami, sempurnakanlah
bagi kami cahaya kami.’” (QS. At Tahriim:8) (dinukil dari ‘Aunul Ma’buud
II/268). Disamping itu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam memerintahkan
kepada semua pihak agar memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang
berjalan di kegelapan menuju masjid dengan kabar gembira yang besar
ini. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Buraidah radhiallahu anhu,
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid dengan cahay
(yang akan diperolehnya) pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud, di
shahihkan oleh Syaikh al Albani). Al-‘Allamah ‘Abdur Ra-uf al Munawi
rahimahullah menjelaskan hadits ini, “Ketika mereka berjalan dalam
kesulitan karena senantiasa berjalan dalam kegelapan malam menuju
ketaatan, maka mereka diberi balasan berupa cahaya yang menerangi mereka
pada hari Kiamat.” (Faidhul Qadiir III/201).
5. Allah menyiapkan persinggahan di Surga bagi siapa yang pergi menuju masjid atau pulang (darinya).
Diriwayatkan dari asy Syaikhan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Barangsiapa yang
pergi ke masjid dan pulang (darinya), maka Allah menyiapkan untuknya
persinggahan di Surga setiap kali pergi dan pulang.” (Muttafaq ‘alaih,
lafazh ini milik Bukhari).
Subhanallah walhamdulillah waallahu akbar!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar